Selasa, 19 Februari 2013

GURU SEBAGAI PENDIDIK


            Usaha mempertahankan dan mengembangkan proses pendidikan, tidak dapat terpisahkan dari keterlibatan guru yang menempatakan hubungan antara orang orang dalam melaksanakan kewajiban kewajiban, hak hak, dan tanggung jawab masing masing dalam struktur yang telah ditentukan.  Kemajuan pelaksanaan tugas tenaga pendidikan dalam lembaga formal sekolah sangat di tentukan oleh faktor-faktor eksternl seperti sifat dan karakteristik anak, personalia, orangtua murid dan keluarga guru dan organisasi profesi guru dalm masyarakat.Juga bakat, minat dan kemampuan tenaga kependidikan.
            Guru sebagai pendidik atau pun pengajar merupakan factor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan.  Itu sebab nya setiap perbincangan mengenai pembaruan kurikulum pengadaan alat-alat belajar, sampai pada kriteria sumber daya manusia yang di hasilkan oleh usaha pendidikan, selalu bermuara pada guru.Guru adalah orang yang memiliki banyak tugas dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan terutama dalam kelas, baik terkait oleh dinas maupun diluar dinas yang berbentuk pengabdian.  Apabila dkelompokan, terdapat 3 jenis tugas guru, yaitu tugas yang bersangkut paut dengan profesi, kemanusiaan, dan kemasyarakatan.[1]
            Sejalan dengan penjelasan diatas, keberadaan guru bagi suatu bangsa sangatlah penting, apalagi bagi suatu bangsa yang sedang membangun, terlebih lebih bagi keberlangsungan hidup ditengah tengah lintasan zaman dengan teknilogi modern yang semakin canggih dan segala perubhan serta pergeseran nilai dan seni dalam kadar dinamik untuk dapt mengadaptasikan diri.  Hal ini dikemukaakan oleh M.I. Soelaeman (1985 : 43), bahwa “sebagai pelaksanaan tugas kemasyarakatan, sebgai  pelaksana fuingsi konservasi dan fungsi kreasi, hanya dapat diemban dengan baik jika ia tidak mengurus diri di sekolahnya saja, melainkan terjun langsung dalam kancah kehidupan masyarakat ”
            Pada garis besarnya sifat-sifat guru dapat dibagi menjadi 2 yaitu sifat yang berkaitan dengan kepribadiaan dan sifat yang berkaitan dengan keahlian akademik.  Sifat sifat guru tersebut masih umum, dalam  arti berlaku pada setiap jenjang, dan masih bisa ditambahkan lagi dengan sifat sifta lain yang lebih khusus dan disesuaikan dengan jenjanagn atau tingkat guru tersebut.  Dalam hal ini bahwa dalam rangka mewujudkan fungsninya sebagi pendidik, hendaklah memenuhi kriteria sebagai berikut:
1.      Berwibawa
Berwibawa diartikan sebagai sikap dan penampilan yang dapat menimbulka rasa segan dan rasa hormat, sehingga subjek (anak didik) meraskan memperoleh pegayoman dan perlindungan.
2.      Memeiliki sikap tulus ikhlas dan pengertian
Sikap tulus ikhlas tampil dari hati yang rela berkorban untuk anak (subjek) didik,yang diwarnai juga dengan kejujuran, keterbukaan dan kesabaran.
3.      Keteladanan
Didalam dirinya terhimpun sifat sifta baik yang dituntutnya dimiliki manusia, karena sebagai pendidik, dirinya dan bahkan setiap orang adalah pemimpin.  Sifat sifat baik itu merupakan dasar sikap dan tingkah laku yang patut diteladani oleh subjek (anak) didiknya sebagai orang orang yang dipimpin.[2]

KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN GURU
            Didalam artinya sederhana, kepribadian berarti sifat hakiki individu yang tercermin pada sikap dan perbuatannya yang mebedakan dirinya dengan yang lain.
Oleh karena itu kepribadian (personality) merupakan sifat khas yang dimiliki seseorang.  Ditinjau dari segi psikologi,  kepribadiaan pada prinsipnya dalah susunan atau kesatuan antara aspek prilaku behavioural (perbuatan nya).  Aspek aspek ini berkaitan secara funsional dalam diri seorang individu, sehingga membuatnya bertingkah laku secara khas dan menetap tersebut,  muncul  julukan yang bermaksud menggambarkan kepribadian seseorang.  Dalam hubungan ini, kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia terjadi pendidik dan Pembina yang baik bagi anak didiknya , ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi hari depan anak didik terutam bagi anak didik yang masih kecil (tingkat sekolah dasar) dan mereka yang sedang mengalami kegoncangan jiwa (tingka menengah).
            Hal terpenting yang sangat diharapkan dari seorang guru adalah bagaimana memahami karakteristik (ciri khas) keperibadian dirinya yang diperlukan sebagai panutan para saksinya, sebab guru merupakan factor penetu kesuksesan dalam setiap usaha pendidikan. Dengan demikian, implikasi perilaku hormat siswa terhadap guru disekolah pun dimungkinkan akan terrealisasi dengan sendirinya.

KOMPETENSI PROFESIALISME GURU
            Kompetensi yang dalam bahasa ingrisnya competency adalah kemampuan atau kecakapan. Oleh karena itu, kompetensi guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban kewajiban secara bertanggung jawab dan layak. Sedangkan istilah “profersional” diartikan sebagai orang yang melakukan sebuah profesi dengan menggunakan profesiensi sebagai mata pencaharian. Namun, demikian maksud dari pro-fesionalissme guru disini adalah bukan sekedar pekerjaan atau vocation, melainkan suatu vokasi khusus yang mempunyai ekspertise; keahlian, responsibility; tanggung jawab, dan corporatiness ; rasa kesejawatan.
            Guru yang profersional adalah guru yang melaksanakan tugas keguruan dengan kemampuan profesiensi yang tinggi.  Jadi kopetensi profesionalsime guru dapat diartikan sebagai  kemampuan dan kewenganan guru dalam menjalankan profesi keguruannya.  Demikian pula bahwa kompetensi guru adalah kemampuan dan kewenagan guru dalm melaksanakan profesinya, sedangkan profesionalsime berarti kualitas dan prilau khusus yang menjadi ciri khas seseorang guru professional.Oleh karena itu, guru yang professional. Adalah guru yang kompeten dan melaksanakan tugas mengajar sebagai satu satunya profesi utama yang wajib dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.
            Dalam penjelasan kewenagannya sebagai guru professional, selain itu seorang guru yang dituntut untuk memiliki keanekaragaman kecakapan (competencies) yang bersifat psikologis, meliputi:
1.      Komptensi kognitif (kecakapan ranah cipta);
2.      Kompetensi afektif (kecakapan ranah rasa);
3.      Kompetensi psikomotor (kecakapan ranah krasa).






[1]Moh.uzer Usman.1999.menjadi guru professional.PT.Remaja Rosda Karya:Bandung.
[2]Hadiri Nawawi.1993.ilmu pendidikan Islam. Bumi aksara: Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar