1.
Masuknya Islam Ke
Indonesia
Mengenai peran perdagangan dan para pedagang dalam mengislamkan
Indonesia, dimana pengaruh dan penyebaran Islam sangat efektif sekali.Hal ini
disebabkan karena banyak orang yang begitu saja tertarik untuk memeluk agama
Islam sebelum mempelajari syari’at agamanya secara rinci dan mendalam. Di tambah pula
dengan sikap masyarakat pada umumnya yang tidak suka berfikir lama dan
mengadakan pembahasan yang dalam mengenai masalah aqidah, cukup dengan melihat
dan mengamati tingkah laku yang diperagakan oleh mereka yang telah memeluk
Islam, baik dalam melaksanakan ajaran aqidahnya maupun dapat melaksanakan
akhlak dan ajarannya di tengah-tengah masyarakat, mereka sudah tertarik dan ingin
memeluk Islam.
Tentang masuknya Islam di Indonesia ada beberapa pendapat dari para
ahli diantaranya :
- Pendapat pertama yang dipelopori oleh sarjana-sarjana orientalis Belanda di antaranya Snouck Hurgronje yang berpendapat bahwa agama Islam datang ke Indonesia pada abad ke-13 M dari Gujarat (bukan dari Arab langsung) dengan bukti ditemukannya makam Sultan yang beragama Islam Pertama yakni Malik As-Sholeh, raja pertama kerajaan Samudera Pasai yang di katakan berasal dari Gujarat.
- Pendapat kedua di pelopori sarjana-sarjana muslim, di antaranya Prof Hamka yang mengadakan seminar “sejarah masuknya Islam ke Indonesia” di Medan pada tahun 1963, Hamka dan teman-temannya berpendapat bahwa Islam sudah datang ke Indonesia pada abad pertama Hijriyah (kurang lebih abad ke-7 sampai abad ke-8 M) langsung dari Arab dengan bukti jalur pelayaran yang ramai dan bersifat internasional sudah dimulai jauh sebelum abad ke-13. Jalur pelayaran ini melaui selat Malaka yang menghubungkan dengan Dinasti Tang di Cina (Asia Timur). Sriwijaya di Asia Tenggara dan Bani Umayah di Asia Barat.
Bersamaan dengan para pedagang, datang pula
da’i-da’i dan musafir-musafir sufi. Melalui jalur pelayaran itu pula
mereka dapat berhubungan dengan pedagang dari negeri-negeri di ketiga bagian
benua Asia tersebut. Hal ini memungkinkan terjadinya hubungan timbal balik
sehingga terbentuklah perkampungan masyarakat muslim. Pertumbuhan perkampungan
ini semakin meluas sehingga perkampungan itu tidak hanya bersifat ekonomis
tetapi embentuk struktur pemerintahan.
Mengenai perbedaan pendapat mengenai asal-usul Islam di Indonesia,
telah menyita banyak perhatian sejarawan.Tetapi sejauh itu dipergunakan untuk
mencari asal-usul Islam di Indonesia hampir semua teori yang kemudian dikenal
dengan teori Gujarat dan teori Arab yang menegaskan masing-masing sebagai hal
yang paling benar. Tetapi sebenarnya keduanya mempunyai pengaruh yang sama
besarnya. Untuk penjelasan teori-teori ini dapat dilacak dalam beberapa buku.
Misalnya T.W Arnold, The Preaching of Islam : A History of The Propagation
of The Muslim Faith. (Lahore : SA Muhammad Asraf,1968). Hlm : 369-371.
Sedangkan menurut Ahmad Mansur Suryanegara dalam bukunya yang
berjudul “ Menemukan Sejarah” mengenai proses masuk dan berkembangnya
agama Islam di Indonesia terdapat tiga teori yaitu : teori Gujarat, teori
Mekkah dan teori Persia. Ketiga teori tersebut memberikan jawaban tentang
permasalahan waktu masuknya Islam ke Indonesia.Asal negara dan tentang penyebar
atau pembawa agama Islam ke Nusantara.
Teori
tersebut, pada dasarnya masing-masing mempunyai kebenaran dan kelemahannya
tetapiberdasarkan teori tersebut dapatlah disimpulkan bahwa Islam masuk ke
Indonesia dengan jalan damai pada abad ke-7 dan mengalami perkembangn pada abad
ke-13 M. sebagai pemegang peranan dalam penyebaran agama Islam adalah bangsa Arab,Persia
dan Gujarat (India).
2.
Proses Masuknya Islam
Ke Indonesia.
Mengenai proses masuknya Islam ke
Indonesia petama kali ialah melalui lapisan bawah, yakni masyarakat sepanjang
pesisir utara.
Dalam
hal ini yang membawa dan memperkenalkan Islam kepada masyarakat Indonesia
adalah para saudagar-saudagar muslim baik dari Gujarat maupun dari Arab dengan
cara berdagang. Dari hubungan berdagang inilah akhirnya mereka saling mengenal
dan terjadilah hubungan yang dinamis diantara mereka. Mereka tidak semata-mata
berdagang saja tetapi mereka juga berdakwah menyebarkan agama Islam melalui
beberapa cara dan saluran yang akan di bahas pada pembahasan berikutnya.
Pada mulanya proses penyebaran agama Islam masih terbatas pada
daerah-daerah pesisir pantai, namun sejak abad ke-15 kota-kota di dekat pantai
baik di Jawa, Sumatera maupun daerah-daerah lainnya berubah menjadi wilayah
yang berpenduduk muslim. Dari uraian di atas jelaslah bahwa masuknya Islam ke
Indonesia melalui dua jalur, yaitu jalur darat dan jalur laut.
Melalui jalur darat Islam di bawa dari Mekkah melalui
Baghdad-Kabul-Kashmir, lalu singgah di Siangkiang diteruskan ke Malaka
melalui daerah pesisir. Sedangkan melalui jalur laut mula-mula Islam
disebarkan dari Jeddah menuju Aden (sekarang Yaman) terus ke Maskat dan Baisut
( keduanya termasuk daerah Oman ). Dari Oman kemudian ke pantai Malabar terus
ke Kodonggalor, Qulam Nali (Qutan) dan Kalian, kemudian ke negeri Cyilon dan melalui
pantai koromandel (India) menuju Saptagrum (dekat Kalkuta), menuju
Chittagong ( Bangladesh) dan Akhjab (Birma) kemudian dari Birma akhirnya Islam
sampai ke Nusantara melalui dua jalur yaitu :
- Melaui Malaka, Patani, kanton (Cina Selatan), Brunai dan akhirnya sampai di kepulauan Mindanau.
- Peurelak, Samudera Pasai, Kuta raja, Lamuo, Barus, Padang, Banten, Jepara, gresik, ujung Pandang, ternate dan Tidore.
3. Cara Dan Saluran
Islamisasi Di Indonesia.
Kedatangan
Islam dan penyebarannya kepada golongan bangsawan dan rakyat Indonesia pada
umumnya dilakukan secara damai.Berbeda dengan penyebaran Islam di Timur Tengah
yang dalam beberapa kasus disertai dengan pendudukan wilayah oleh militer
Muslim. Islam dalam batas tertentu disebarkan oleh para pedagang, kemudian di lanjutkan
oleh para guru agama (Da’i) dan pengembara Sufi
saluran – saluran islamisasi yang berkembang di Indonesia melalui
enam cara, yaitu :
1. Saluran Perdagangan.
Pada taraf permulaan, saluran islamisasi
adalah melalui perdagangan, kesibukan lalu lintas perdagangan pada abad ke-7
hingga ke-16 M. membuat pedagang-pedagang muslim ( Arab, persia, dan India )
turut ambil bagian dalam perdagangan dari negeri-negeri bagian barat, tenggara
dan timur benua Asia. Saluran islamisasi melalui perdagangan ini sangat
menguntungkan karena para raja dan bangsawan turut serta dalam kegiatan
perdagangan, bahkan mereka menjadi pemilik kapal dan saham.
2. Saluran Perkawinan.
Dari sudut ekonomi, para pedagang muslim
memiliki status sosial yang lebih tinggi dan baik daripada kebanyakan
masyarakat pribumi, sehingga penduduk pribumi, terutama putri-putri bangsawan
tertarik untuk menjadi istri-istri saudagar-saudagar tersebut. Sebelum menikah
mereka di islamkan lebih dahulu. Setelah mereka mempunyai keturunan lingkungan
mereka semakin meluas dan akhirnya muncul kampung-kampung, daerah-daerah dan
kerajaan-kerajaan muslim. Jalur perkawinan ini lebih menguntungkan dan lebih
cepat dalam penyebaran agama Islam karena apabila terjadi perkawinan antara
anak bangsawan atau anak raja dan adipati, karena mereka adalah orang – orang
yang mempunyai kekuasaan dan pengaruh dalam masyarakat dan kemudian turut
mempercepat proses islamisasi.
3. Saluran Tasawuf.
Pengajar-pengajar tasawuf, atau para sufi,
mengajarkan teosofi yang bercampur dengan ajaran yang sudah dikenal luas oleh
masyarakat Indonesia. Mereka mahir dalam soal-soal magis dan mempunyai
kekuatan-kekuatan menyembuhkan. Di antara mereka ada yang mengawini puteri -puteri bangsawan
setempat. Dengan tasawuf bentuk Islam yang di ajarkan kepada penduduk pribumi
mempunyai persamaan dengan alam pikiran mereka yang sebelumnya menganut agama
Hindu, sehingga agama baru tersebut mudah dimengerti dan diterima.Ajaran mistik
ini masih berkembang di abad ke- 19 bahkan di abad ke-20 M ini.
4. Saluran Pendidikan.
Islamisasi juga dilakukan melalui
pendidikan, baik pesantren maupun pondok yang digunakan dan diselenggarakan
oleh guru-guru agama, kiyai-kiyai dan ulama’-ulama’. Di pesantren atau pondok
itu calon ulama’, guru, dan kiyai mendapat pendidikan agama.Setelah keluar dari
pesantren, mereka pulang ke kampung masing-masingatau berdakwah ke tempat
tertentu untuk mengajarkan agama Islam.
5. Saluran Kesenian.
Saluran islamisasi melalui kesenian yang
paling terkenal adalah pertunjukan wayang .dikatakan, Sunan Kalijaga adalah
tokoh paling mahir dalam mementaskan wayang. Dia tidak pernah meminta upah
pertunjukan tetapi ia meminta para penonton untuk mengikuti mengucapkan
kalimat syahadat. Sebagian besar cerita wayang masih dipetik dari cerita
Mahabharata dan Ramayana, tetapidi dalam cerita itu disisipkan ajaran dan
nama-nama pahlawan islam. Kesenian-kesenian lain juga dijadikan alat
islamisasi, seperti sastera (hikayat, babad dan sebagainya), seni bangunan dan
seni ukir.
6. Saluran Politik.
Di beberapa daerah di Indonesia kebanyakan
rakyat masuk Islam setelah penguasa atau rajanya masuk Islam terlebih
dahulu.Pengaruh politik para raja dan penguasa sangat membantu tersebarnya Islam
di nusantara ini.Di samping itu kerajaan-kerajaan yang sudah memeluk agama
Islam memerangi kerajaan-kerajaan non Islam.Kemenangan kerajaan Islam secara
politis menarik penduduk kerajaan bukan Islam itu masuk Islam.
KESIMPULAN
Dari pembahasan mengenai masuknya Islam ke Indonesia dapat kita
simpulkan bahwa :
- Ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama Hijriyah ( abad ke-7 sampai abad ke-8 M ). Sedangkan pendapat yang lainnya mengatakan pada abad ke- 13.
- Mengenai pembawa dan penyiar Islam juga terjadi perbedan pendapat, ada yang mengatakan dari Arab dan ada juga yang mengatakan dari Gujarat.
- Mengenai proses masuknya Islam ke Indonesia petama kali ialah melalui lapisan bawah, yakni masyarakat sepanjang pesisir utara. Dalam hal ini yang membawa dan memperkenalkan Islam kepada masyarakat Indonesia adalah para saudagar-saudagar muslim baik dari Gujarat maupun dari Arab dengan cara berdagang dan jalurnya melalui jalur darat dan melalui jalur laut.
- Saluran – saluran islamisasi yang berkembang di Indonesia melalui enam cara, yaitu :
- Saluran Perdagangan.
- Saluran Perkawinan.
- Saluran Tasawuf.
- Saluran Pendidikan.
- Saluran Kesenian.
- Saluran Politik.
DAFTAR
PUSTAKA
Harun, Yahya M. Drs. Sejarah
Masuknya Islam di Indonesia. Kurnia Kalam Semesta. Jakarta. 1999.
Mansur Suryanegara, Ahmad.
Menemukan Sejarah – Wacana Pergerakan Islam Di Indonesia. Mizan. Jakarta. 1996
Ridwan, Nur Kholik. Islam
Borjuis dan Islam Proletar. Galang Press. Yogyakarta. 2001.
Syukur, Fatah NC.Drs. H
M.Ag.Sejarah Peradaban Islam. Fakultas Tarbiyah, IAIN WaliSongo. Semarang.
2008. Cet I.
Kontennya bagus
BalasHapustrims