Banyak peranan yang diperlukan dari
guru sebagai pendidik, atau siapa saja yang telah menerjunkan diri menjadi
guru. Semua peranan yang diharapkan dari guru seperti diuraikan dibawah ini.
1) Korektor
Sebagai korektor, guru harus bisa membedakan mana
nilai yang baik dan mana nilai yang buruk. Kedua nilai yang berbeda ini harus
betul-betul dipahami dalam kehidupan di masyarakat. Kedua nilai ini mungkin
telah anak didik miliki dan mungkin pula telah mempengharuhinya sebelum anak
didik masuk sekolah. Latar belakang kehidupan anak didik yang berbeda-beda
sesuai dengan sosio-kultural masyarakat dimana anak didik tinggal akan mewarnai
kehidupannya. Semua nilai yang baik guru pertahankan dan semua nilai yang buruk
harus disingkirkan dari jiwa dan watak anak didik. Bila guru membiarkannya,
berarti guru telah mengabaikan peranannya sebagai seorang korektor, yang
menilai dan mengoreksi semua sikap, tingkah laku, dan perbuatan anak didik.
Koreksi yang harus guru lakukan terhadap sikap dan sifat anak didik tidak hanya
disekolah, tetapi diluar sekolah pun harus dilakukan. Sebab tidak jarang diluar
sekolah anak didik justru lebih banyak melakukan pelanggaran terhadap
norma-norma susila, moral, social, dan agama yang hidup dimasyakat. Lepas dari
pengawasan guru dan kurangnya pengertian anak didik terhadap perbedaan nilai
kehidupan menyebabkan anak didik mudah larut didalamnya
2) Inspirator
Sebagai inspirator, guru harus dapat memberikan ilham
atau petunjuk yang baik bagi kemajuan belajar anak didik. Persoalan belajar
adalah masalah utama anak didik. Guru harus dapat memberikan petunjuk (ilham)
bagaimana cara belajar yang baik. Petunjuk itu tidak mesti harus bertolak dari
sejumlah teori-teori belajar, dari pengalaman pun biasa dijadikan petunjuk
bagaimana cara belajar yang baik. Yang penting bukan teorinya, tapi bagaimana
melepaskan masalah yang dihadapi oleh anak didik.
3) Informator
Sebagai informator, guru harus dapat memberikan
informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selain sejumlah bahan
pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum.
Informasi yang baik dan efektif diperlukan dari guru. Kesalahan informasi
adalah racun bagi anak didik. Untuk menjadi informator yang baik dan efektif,
penguasaan bahasalah sebagai kuncinya. Ditopang dengan penguasaan bahan yang
akan di berikan kepada anak didik. Informator yang baik adalah guru yang
mengerti apa kebutuhan anak didik dan mengabdi untuk anak didik.
4) Organisator
Sebagai organisator adalah sisi lain dari peranan yang
diperlukan dari guru. Dalam bidang ini guru memiliki kegiatan pengelolaan
kegiatan akademik, menyusun tata tertib sekolah, menyusun kalender akademik,
dan sebagainya. Semuanya diorganisasikan, sehingga dapat mencapai efektivitas
dan efisiensi dalam belajar pada diri anak didik.
5) Motivator
Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak
didik agar bergairah dan aktif belajar. Dalam upaya memberikan motivasi, guru
dapat menganalisis motif-motif yang melatar belakangi anak didik malas belajar
dan menurun prestasinya di sekolah. Setiap saat guru harus bertindak sebagai
motivator, karena dalam interaksi edukatif tidak mustahil ada di antara anak
didik yang malas belajar dan sebagainya. Motivasi dapat efektif bila dilakukan
dengan memperhatikan kebutuhan anak didik. Penganekaragaman cara belajar
memberikan penguatan dan sebagainya, juga dapat memberikan motivasi pada anak
didik untuk lebih bergairah dengan belajar. Peranan guru sebagai motivator
sangat penting dalam interaksi edukatif, karena menyangkut esensi pekerjaan
mendidik yang membutuhkan kemahiran sosial, menyangkut performance dalam
personalisasi dan sosialisasi diri.
6) Inisiator
Dalam peranannya sebagai inisiator, guru harus dapat
menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran. Proses
interaksi edukatif yang ada sekarang harus diperbaiki sesuai perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dibidang pendidikan. Kopetensi guru harus diperbaiki,
ketrampilan penggunaan media pendidikan dan pengajaran harus diperbarui sesuai
kemajuan media komunikasi dan informasi abad ini. Guru harus menjadikan dunia
pendidikan, khususnya interaksi edukatif agar lebih baik dari dulu. Bukan
mengikuti terus tanpa mencetuskan ide-ide inovasi bagi kemajuan pendidikan dan
pengajaran.
7) Fasilitator
Sebagai fasilitator, guru hendaknnya dapat menyediakan
fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegiatan belajar anak didik. Lingkungan
belajar yang tidak menyenangkan, suasana ruang kelas yang pengat, meja dan
kursi yang berantakan, fasilitas belajar yang kurang tersedia, menyebabkan anak
didik malas belajar. Oleh karena itu menjadi tugas guru bagaimana menyediakan
fasilitas, sehingga akan tercipta lingkungan belajar yang menyenangkan anak
didik.
8) Pembimbing
Peranan guru yang tidak kalah pentingnya dari semua
peran yang telah disebutkan diatas, adalah sebagai pembimbing. Peranan ini
harus lebih dipentingkan, karena kehadiran guru disekolah adalah untuk
membimbing anak didik menjadi manusia dewasa susila yang cakap. Tanpa
bimbingan, anak didik mengalami kesulitan dalam menghadapi perkembangan
dirinya. Kekurang mampuan anak didik menyebabkan lebih banyak tergantung pada
bantuan guru. Tetapi semakin dewasa, ketergantungan anak didik semakin
berkurang. Jadi, bagaimanapun juga bimbingan dari guru sangat diperlukan pada
saat anak didik belum mampu berdiri sendiri (mandiri).
9) Demonstrator
Dalam interaksi edukatif, tidak semua bahan pelajaran
anak didik pahami. Apalagi anak didik yang memiliki intelegensi yang sedang.
Untuk bahan pelajaran yang sukar dipahami anak didik, guru harus berusaha
dengan membantunya, dengan cara memperagakan apa yang dajarkan secara dikdatis
sehingga apa yang guru inginkan sejalan dengan pemahaman anak didik, tidak
terjadi kesalahan pengertian antara guru dan anak didik. Tujuan pengajaranpun
dapat tercapai dengan efektif dan efisien.
10) Pengelola Kelas
Sebagai pengelola kelas, guru hendaknya dapat
mengelola kelas dengan baik, karena kelas adalah tempat berhimpun semua anak
didik dan guru dalam rangka menerima bahan pelajaran dari guru. Kelas yang
dikelola dengan baik akan menunjang jalannya interaksi edukatif sebaliknya,
kelas yang tidak dikelola dengan baik akan menghambat kegiatan pengajaran. Anak
didik tidak mustahil akan merasa bosan untuk tinggal lebih lama dikelas. Hal
ini akan berakibat mengganggu jalannya proses interaksi edukatif. Kelas yang terlalu
padat dengan anak didik, pertukaran udara kurang, penuh kegaduhan, lebih banyak
tidak menguntungkan bagi terlaksanannya interaksi edukatif yang optimal. Hal
ini tidak sejalan dengan tujuan umum dari pengelolaan kelas, yaitu menyediakan
dan menggunakan fasilitas kelas bagi bermacam-macam kegiatan belajar mengajar
agar mencapai hasil yang baik dan optimal, jadi maksud agar anak didik betah
dikelas dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa belajar di dalamnya.
11) Mediator
Serbagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan
dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan dalam berbagai bentuk dan
jenisnya, baik media non material maupun materiil. Media berfungsi sebagai alat
komunikasi, guna mengefektifkan proses interaksi edukatif. Keterampilan menggunakan
semua media itu diharapkan dari guru yang di sesuaikan dengan pencapaian tujuan
pengajaran. Sebagai mediator, guru dapat diartikan sebagai penengah dalam
proses belajar anak didik. Dalam diskusi, guru dapat berperan sebagai penengah
sebagai pengatur lalu lintas jalannya diskusi. Kemacetan jalannya diskusi
akibat anak didik kuarang mampu mencari jalan keluar dari pemecahan masalahnya,
dapat guru tengahi, bagaimana menganalisis permasalahan agar dapat
diselesaikan. Guru sebagai mediator dapat juga diartikan penyedia media.
12) Supervisor
Sebagai supervisor, guru hendaknya dapat membantu,
memperbaiki, dan menilai secara kritis terhadap proses pengajaran.
Teknik-teknik supervise harus guru kuasai dengan baik agar dapat melakukan
perbaikan terhadap situasi belajar mengajar menjadi lebih baik. Untuk itu
kelebihan yang dimiliki supervisor bukan hanya karena posisi atau kedudukan
yang ditempatinya, akan tetapi juga karena pengalamannya, pendidikannya,
kecakapannya, atau ketrampilan-ketrampilan yang dimilikinya, atau karena
memiliki sifat-sifat kepribadian yang menonjol dari pada orang-orang yang di
supervisinya. Dengan semua kelebihan yang dimiliki, ia dapat melihat, menilai
atau mengadakan pengawasan terhadap orang atau sesuatu yang di supervise.
13) Evaluator
Sebagai evaluator, guru di tuntut untuk menjadi
seorangg evaluator yang baik dan jujur, dengan memberikan penilaian yang
menyentuh aspek ekstrinsik dan intrinsik. Penilaian terhadap aspek intrinsik
lebih menyentuh pada aspek kepribadian anak didik, yakni aspek nilai (values).
Berdasarkan hal ini, guru harus bisa memberikan penilaian dalam dimensi yang
luas. Penilaian terhadap kepribadian anak didik tentu lebih di utamakan dari
pada penilaian terhadap jawaban anak didik ketika diberikan tes. Anak didik
yang berprestasi baik, belum tentu memiliki kepribadian yang baik. Jadi,
penilaian itu pada hakikatnya diarahkan pada perubahan kepribadian anak didik
agar menjadi manusia susila yang cakap.
Sebagai evaluator guru tidak hanya menilai produk
(hasil pengajaran), tetapi juga menilai proses (jalannya pengajaran). Dari
kedua kegiatan ini akan mendapatkan umpan balik (feed back) tentang pelaksaan
interaksi edukatif yang telah dilakukan.
Sumber:http://nurfitrarahma.blogspot.com/2012/01/peran-guru-dalam-membangkitkan-motivasi.html di akses
pada tanggal: 28-01-2013 jam 13.00 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar