Secara
bahasa, pengertian akhlak diambil dari bahasa Arab yang berarti
a. Perangai, tabiat, adat (Khuluqun)
b. Kejadian, buatan, ciptaan (Khalqun)
a. Perangai, tabiat, adat (Khuluqun)
b. Kejadian, buatan, ciptaan (Khalqun)
Secara terminologis:
a. Menurut Ibn Maskawaih dalam bukunya Tahdzibul Akhlaq:
“Akhlaq adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa terlebih dahulu melalui pemikiran dan pertimbangan.”
b. Menurut al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin:
“Akhlaq adalah gamabaran tingkah laku dalam jiwa yang melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.”
c. Akhlaq adalah perilaku yang didorong oleh kesadarannya yang terdalam, yang karena sudah begitu terbiasanya dilakukan oleh seseorang, perilaku tersebut menjadi sebuah kebiasaan yang seolah-olah sudah tanpa pertimbangan lagi.
AKHLAK TERBAGI MENJADI DUA BAGIAN:
a. Akhlak yang baik (mahmudah) atau akhlak terpuji (akhlak karimah)
akhlak
yang didasarkan pada al-Quran dan keteladanan Rasulullah SAW. seseorang yang
berakhlak mulia adalah seseorang yang seluruh perilakunya didasarkan pada
ketentuan Allah dalam al-Quran dan keteladanan yang dicontohkan Rasulullah.
Contoh: Jujur dan benar dalam bertindak, berucap, serta berjanji (QS. 5:1, QS. al-Ahzab : 23), Sabar (QS. 11:115), Mengeluarkan infaq, menguasai kemarahan, dan memaafkan manusia (QS.3:134), Dzikrullah (QS. 2:152), Tawakal (QS.3:159), Tawadhu (QS. 31:18), Berbuat baik pada orangtua (QS. 4:36), Tolong-menolong (QS. 5:2), Amanah dan adil (QS. 4:58).
Contoh: Jujur dan benar dalam bertindak, berucap, serta berjanji (QS. 5:1, QS. al-Ahzab : 23), Sabar (QS. 11:115), Mengeluarkan infaq, menguasai kemarahan, dan memaafkan manusia (QS.3:134), Dzikrullah (QS. 2:152), Tawakal (QS.3:159), Tawadhu (QS. 31:18), Berbuat baik pada orangtua (QS. 4:36), Tolong-menolong (QS. 5:2), Amanah dan adil (QS. 4:58).
b. Akhlak yang buruk (madzmumah)
akhlak
yang bertentangan dengan petunjuk Allah SWT dan Rasul-Nya. Akhlak ini diperbuat
semata-mata untuk memuaskan hawa nafsu atau keinginan semata.
Contoh: Berselisih, menggunakan hak orang lain (QS. 2:188), Bunuh diri (QS.4:29), Mengucapkan kata-kata yang buruk (QS.4:148), Bergunjing, berprasangka buruk, dan mencari-cari kesalahan orang lain (QS.al-Hujurat:12), Berlebih-lebihan, mubadzir (QS.6:141).
Contoh: Berselisih, menggunakan hak orang lain (QS. 2:188), Bunuh diri (QS.4:29), Mengucapkan kata-kata yang buruk (QS.4:148), Bergunjing, berprasangka buruk, dan mencari-cari kesalahan orang lain (QS.al-Hujurat:12), Berlebih-lebihan, mubadzir (QS.6:141).
AKHLAK ISLAM MEMPUNYAI CIRI-CIRI YANG MEMBEDAKANNYA DENGAN ETIKA ATAU MORAL CIPTAAN MANUSIA:
1. Kebaikannya bersifat mutlak, kebaikan yang terkandung dalam akhlak Islam merupakan kebaikan murni, baik untuk individu maupun untuk masyarakat, di dalam lingkungan, keadaan, waktu, dan tempat apa pun;
2. Kebaikannya bersifat menyeluruh, kebaikan yang terkandung didalamnya merupakan kebaikan untuk seluruh umat manusia di segala zaman dan di semua tempat.
3. Tetap, langgeng, dan mantap, yaitu kebaikannya bersifat tetap, tidak berubah oleh perubahan waktu dan tempat atau perubahan kehidupan masyarakat.
4. Kewajiban yang harus dipatuhi, kebaikan yang terkandung dalam akhlak Islam merupakan hukum yang harus dilakukan sehingga ada sanksi hukum tertentu bagi orang-orang yang tidak melaksanakannya.
5. Pengawasan yang menyeluruh. Karena akhlak Islam bersumber dari Allah, maka pengaruhnya lebih kuat dari akhlak ciptaan manusia, sehingga seseorang tidak berani melanggarnya kecuali setelah ragu-ragu dan kemudian akan menyesali perbuatannya untuk selanjutnya bertobat dengan sungguh-sungguh dan tidak melakukan perbuatan yang salah lagi. Ini terjadi karena agama merupakan pengawas yang kuat. Pengawas lainnya adalah hati nurani yang hidup yang didasarkan pada agama dan akal sehat yang dibimbing oleh agama serta diberi petunjuk.
SUMBER : Materi mata kuliah AL-Islam 1 semester 1 FKIP-PGSD-UMMI-2011 (Dosen : Ibu Prahasti Suyaman.,M.Ag)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar